Peraturan permainan bulutangkis ditetapkan oleh WBF (World Badminton Federation). Beberapa peraturan tersebut adalah :
1. Ukuran Lapangan
a. Garis di dalam lapangan ditandai dengan warna putih, hitam, atau
warna lainnya yang terlihat jelas, dengan tebal garis 3,8 cm (1½ inci).
Dalam menandai lapangan, lebar dari garis tengah lapangan harus dibagi
dua, sama antara bidang servis kanan dan kiri. Ketebalan garis servis
pendek dan garis servis panajng (masing-masing 3,8 cm atau (1½ inci)
harus berada di dalam ukuran 13” (= 3,96 m) yang dicantumkan sebagai
panjang lapangan servis, dan ketebalan dari semua garis batasnya
(masing-masing 3,8 cm atau 1½ inci) harus berada dalam batas ukuran yang
telah ditentukan.
b. Jika ruang yang tersedia tidak memungkinkan pemberian tanda batas
lapangan untuk permainan ganda, dapat dibuat tanda-tanda hanya untuk
permainan tunggal seperti tampak pada gambar di halaman 14. Garis batas
belakang juga menjadi garis servis panjang, dan tiang-tiang atau garis
batas pada jaring akan ditempatkan pada garis samping lapangan.
2. Tiang
Tinggi kedua tiang adalah 155 cm (5 kaki 1 inci) dari lantai. Tiang
harus kuat, agar jaring tegang dan lurus dan ditempatkan pada garis
batas samping lapangan.
3. Jaring
Jaring harus dibuat dari tali halus yang dimasak dan dijala dengan
jaring 1,6 cm sampai dengan 2, 0 cm. Jaring harus terentang 76 cm.
Ujung atas jaring harus berada 152 cm (5 kaki) dari lantai pada
pertengahan lapangan dan 155 cm dari lantai pada tiang-tiangnya. Jaring
harus mempunyai tepi dari pita putih selebar 3,8 cm, serta bagian tengah
pita tersebut didukung oleh kawat atau tali, yang ditarik dan
ditegangkan dari ujung-ujung tiang.
4. Kok atau Shuttlecock
Sebuah shuttlecock harus memiliki berat 4,8-5,6 gram dan mempunyai 14-16
helai bulu yang dilekatkan pada kepala dari gabus yang berdiameter
2,5-2,9 cm. Panjang bulu dari ujung bawah sampai ujung yang menempel
pada dasar gabus kepalanya adalah 6,2 – 6,9 cm. Bulu-bulu ini menyebar
menjauhi gabus dan berdiameter 5,5-6,3 cm pada ujung bawahnya, serta
diikat dengan benang atau bahan lain cocok sehingga kuat.
5. Pemain
Permainan harus dimainkan oleh masing-masing satu permainan di satu sisi
lapangan (pada permainan tunggal) atau masing-masing dua pemain di
satu sisi (pada permainan ganda). Sisi lapangan tempat tim yang
mendapat giliran melakukan servis dinamakan sisi dalam (inside),
sedangkan sisi yang timnya menerima servis dinamakan sisi luar
(outside).
6. Pengundian
Sebelum pertandingan dimulai, wasit memanggil kedua tim/pemain yang
berlawanan untuk mengundi pihak yang berhak melakukan servis pertama
dan memilih sisi lapangan bagi timnya untuk memulai permainan.
7. Penilaian
Ada beberapa macam penilaian :
a. Jumlah nilai (skor) permainan ganda atau tunggal putra, terdiri atas
15 angka, seperti yang telah ditentukan sebelumnya. Misalnya, dalam
pertandingan dengan nilai 15, bila kedua belah pihak telah mencapai
angka 14 sama. Pihak yang pertama kali memperoleh angka 14 dapat
menambahkan nilai akhir dengan 3 angka (dikenal dengan sebutan setting
game). Jika pertandingan telah ditetapkan (diset), maka nilai awal yang
ditentukan dinamakan “love-all”. Pihak pertama yang mencapai angka 3
dinyatakan sebagai pemenang.
b. Jumlah skor pada pertandingan tunggal putri adalah 11 angka. Jika
telah dicapai angka 10-10 , maka pihak yang lebih dahulu mencapai angka
10 berhak menambah nilai tambahan akhir dengan 3 angka. Pihak yang
pertama mencapai 3 angka dinyatakan sebagai pemenang.
c. Kedua pihak yang bertanding akan memainkan tiga sel pertandingan
untuk menentukan pemenang. Pemain yang mampu memenangkan lebih dahulu 2
sel pertandingan (2 games) akan dinyatakan sebagai pemenang. Pemain akan
bertukar sisi lapangan (tempat) pada setiap akhir suatu game. Pada game
ketiga, pemain juga akan berpindah lapangan ketika nilai akhir mencapai
:
1) Skor 8 pada pertandingan dengan 15 angka
2) Skor 6 pada pertandingan dengan 11 angka
3) Skor 11 pada sistem reli poin 21 angka
Keterangan : Aturan reli poin adalah 1 game terdiri atas 21 poin. Jika
kedua pemain mencapai poin 20-20, maka terjadilah deuce (yus). Pemenang
dapat ditentukan jika telah muncul selisih 2 poin (misalnya 22-20). Bila
selisih masih 1 poin (21-20), pemenang belum dapat ditentukan. Angka
maksimal tiap game adalah 30. Dengan demikian, jika terjadi poin 29-29,
maka pemenangnya adalah pemain yang terlebih dulu mencapai angka 30.
8. Pertandingan Ganda
Beberapa peraturan dalam pertandingan ganda adalah sebagai berikut :
a. Telah ditetapkan pihak mana yang akan melakukan servis pertama pemain
di bidang servis kanan memulai pukulan servis ke arah lawan yang
berdiri secara diagonal dihadapannya.
b. Pukulan servis pertama yang dilakukan pihak berada di sisi dalam lapangan selalu dilakukan dari bidang servis kanan.
c. Hanya pemain yang menjadi “sasaran” servis saja yang boleh menerima
servis. Jika shuttlecock tersentuh atau dipukul oleh pemain
pasangannya, pihak yang berada disisi dalam mendapat angka.
d. Hanya satu pemain pada pihak yang melakukan servis permulaan atau
pertama dari suatu pertandingan yang dapat melakukan pukulan servis
tersebut.
e. Jika seorang pemain melakukan servis yang tidak pada gilirannya atau
dari sisi lapangan yang salah, dan pihak yang melakukan servis yang
memenangkan reli tersebut, maka akan terjadi let kembali yang harus
diajukan sebelum pukulan servis berikut dilakukan.
9. Pertandingan Tunggal
Dalam pertandingan tunggal, peraturan 8a dan 8e berlaku pada
pertandingan tunggal. Tambahan peraturan untuk pertandingan tunggal
adalah sebagai berikut:
a. Permaianan akan melakukan servis dari atau menerima servis dari
bidang servis kanan hanya bila nilai pelaku servis adalah 0 atau angka
genap pertandingan. Servis dilakukan dan diterima dari bidang servis
kiri bila nilai pelaku servis merupakan angka ganjil
b. Kedua pemain yang bertanding akan mengubah bidang servis tempat
masing-masing pemain itu berdiri setiap kali sebuah angka dibuat.
10. Kesalahan
Kesalahan yang dilakukan pemain yang berada pada sisi dalam lapangan
akan menggagalkan servis yang dilakukannya. Jika kesalahan dilakukan
oleh pemain yang berada di sisi luar (sisi lapangan yang menerima
servis), maka satu angka diperoleh pihak yang berada di sisi dalam
(sisi lapangan yang melakukan servis).
11. Kesalahan terjadi jika
a. Saat melakukan servis, posisi shuttlecock pada saat disentuh raket
berada di atas ketinggian pinggang pemain; atau salah satu bagian dari
kepala raket berada pada posisi lebih tinggi dari salah satu bagian
tangan pelaku servis yang memegang raket ketika shuttlecock disentuh
raket.
b. Saat melakukan servis, shuttlecock jatuh ke bidang servis yang salah
yakni ke sisi yang tidak berhadapan diagonal dengan pelaku servis; atau
jatuh di muka garis servis pendek; atau jatuh dibelakang garis servis
panjang; atau jatuh di luar garis batas samping lapangan.
c. Kaki pelaku servis tidak berada dalam bidang servisnya, atau kaki
penerima servis tidak berada dalam bidang servisnya yang terletak
bersebarangan diagonal dan bidang servis pelaku servis, sampai pukulan
servis selesai dilakukan.
d. Sebelum atau ketika melakukan servis, salah satu pemain melakukan
gerak tipu atau pura-pura atau secara sengaja mengejutkan lawannya.
e. Pada servis ataupun sedang reli, shuttlecock jatuh di luar garis
batas lapangan, melayang menembus atau di bawah jaring, menyentuh
langit-langit, menyentuh dinding samping, atau menyentuh tubuh atau
pakaian pemain.
f. Shuttlecock yang sedang dalam permainan dipukul sebelum menyeberang ke sisi lapangan pihak yang melakukan pukulan.
g. Waktu shuttlecock dalam permainan, pemain menyentuh jaring atau tiang peyangga dengan raket, bagian tubuh, atau bajunya.
h. Shuttlecock menempel pada raket saat pukulan dilakukan atau shuttlecock dipukul dua kali berurutan.
i. Saat dalam permainan, seorang pemain tersentuh shuttlecock ketika ia berada di dalam atau di luar batas lapangan.
j. Pemain menghalang-halangi lawan.
12. Umum
a. Pelaku servis tidak boleh melakukan servis hingga penerima servis
dalam keadaan siap. Penerima servis dianggap siap jika ia melakukan
gerakan untuk menerima servis yang telah dibayangkan.
b. Pelaku dan penerima servis harus berdiri di dalam batas bidang
servisnya masing-masing dan bagian dari kedua kaki pemain ini harus
tetap bersentuhan dengan lantai, dalam posisi diam, hingga shuttlecock
disentuh raket.
c. 1) jika saat servis atau reli, shuttlecock menyentuh dan tidak melampui jaring,
maka hal itu dianggap tidak sah.
2) jika saat servis dan reli, shuttlecock tersangkut pada net, maka diajukan let.
3) jika penerima servis dinyatakan salah karena bergerak pada saat
servis sedang dilakukan, atau karena tidak berada dalam batas bidang
servis yang seharusnya, sementara pada saat yang sama pelaku servis juga
dinyatakan melakukan kesalahan, maka diajukan let.
4) Jika diajukan let, permainan yang terjadi servis sejak servis
terakhir yang benar, tidak dihitung. Pemain yang baru saja melakukan
servis akan melakukan servis ulang, kecuali jika peraturan lain telah
ditetapkan.
d. Jika pelaku servis pada saat melakukan servis tidak mengenai
shuttlecock, maka ia dianggap melakukan kesalahan (fault); tetapi jika
shuttlecock tersentuh raket, servis telah dianggap telah dilakukan.
e. Jika dalam permainan shuttlecock menyentuh jaring dan tetap
tersangkut disana, atau menyentuh jaring dan jatuh di posisi pemukulnya,
atau menyentuh lantai diluar lapangan; dan pemain lawan menyentuh
jaring atau shuttlecock dengan raket dan tubuhnya, maka tidak ada
pinalti, sebab shuttlecock dianggap dalam permainan.
f. Jika pemain memukul shuttlecock dengan arah ke bawah , ketika berada
dekat jaring dengan harapan bahwa shuttlecock akan terpukul kembali
olehnya, hal ini dianggap menghalangi lawan. Maka wasit wajib menyatakan
kesalahan (fault) atau let, jika hal tersebut terjadi tanpa pemain
mengajukannya. Jika pemain mengajukan hal tersebut, maka wasit harus
memberikan keputusan.
13. Kontinuitas Permainan
Permainan harus berkelanjutan dari servis yang pertama hingga akhir pertandingan, ketika tim menang diputuskan, kecuali:
a. Pada internasional Badminton Championship dan Ladies Internasional
Badminton Championship harus diizinkan suatu waktu istirahat (tidak
lebih dari 5 menit) yakni antara pertandingan kedua dan ketiga.
b. Di daerah yang kondisi cuacanya menyebabkan waktu istirahat
dibutuhkan (maksimal 5 menit), yakni antara pertandingan kedua dan
ketiga, baik untuk tunggal, ganda atau keduanya.
c. Karena keadaan yang tak terhindarkan oleh pemain, wasit dapat
menunda permainan hingga waktu yang menurut pertimbangannya dibutuhkan.
sumber : http://prismakehidupan.wordpress.com/2012/09/02/peraturan-permainan-bulu-tangkis/
Home »
Bulu tangkis
» PERATURAN PPERMAINAN BULU TANGKIS
PERATURAN PPERMAINAN BULU TANGKIS
Label:
Bulu tangkis
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment